NEWS
Thursday, 13 November 2008 06:52 administrator
Tiga hari sudah indeks saham di Wall Street terdampar di zona merah dan Rabu (12/11) atau Kamis dinihari tadi saham-saham di bursa terbesar dunia itu sudah semakin tenggelam akibat tekanan memburuknya ekonomi Amerika.Lagi-lagi aksi lepas saham terjadi karena investor merespons negatif laporan keuangan emiten dan munculnya kabar bahwa pemerintah tidak akan membeli seluruh aset mortgage bermasalah perbankan. Sentimen itu langsung menenggelamkan indeks Dow Jones lebih dari 400 poin, dan indeks-indeks lainnya jatuh lebih dari 4%.Pada sesi pagi perdagangan di AS, investor sudah melakukan aksi jual setelah melihat banyaknya emiten yang mengalami masalah ada kinerja keuangan mereka, seperti Morgan Stanley, Starbucks Corp. dan perusahaan pengembang perumahan Toll Brothers Inc. dan juga raksasa otomotif General Motors.Namun, aksi lepas saham itu semakin panas hingga menjelang penutupan perdagangan, disusul pernyataan Menkeu AS Henry S Paulson yang mengatakan bahwa paket penyelamatan senilai US$ 700 miliar itu tidak akan digunakan untuk membeli seluruh aset mortgage milik perbankan yang bermasalah, karena dibutuhkan waktu panjang dalam skema pengembaliannya. Sebagai gantinya, Departemen Keuangan akan membeli saham-saham perbankan dan mendongkrak kinerja mereka dengan menyalurkan pinjaman secara normal.Setelah pernyataan itu, indeks langsung merosot deras, dan berdasarkan Reuters indeks Dow Jones ditutup di area merah, minus 411,30 poin menjadi 8.282.66.Sementara indeks Standard & Poor's 500 rontok 46,65 poin menjadi 852,30, dan indeks Nasdaq melorot 81,69 poin menjadi 1.499,21.Dan “petaka” di Wall Street sepertinya akan meruntuhkan bursa di regional Asia hari ini, termasuk Indonesia.
Tiga hari sudah indeks saham di Wall Street terdampar di zona merah dan Rabu (12/11) atau Kamis dinihari tadi saham-saham di bursa terbesar dunia itu sudah semakin tenggelam akibat tekanan memburuknya ekonomi Amerika.Lagi-lagi aksi lepas saham terjadi karena investor merespons negatif laporan keuangan emiten dan munculnya kabar bahwa pemerintah tidak akan membeli seluruh aset mortgage bermasalah perbankan. Sentimen itu langsung menenggelamkan indeks Dow Jones lebih dari 400 poin, dan indeks-indeks lainnya jatuh lebih dari 4%.Pada sesi pagi perdagangan di AS, investor sudah melakukan aksi jual setelah melihat banyaknya emiten yang mengalami masalah ada kinerja keuangan mereka, seperti Morgan Stanley, Starbucks Corp. dan perusahaan pengembang perumahan Toll Brothers Inc. dan juga raksasa otomotif General Motors.Namun, aksi lepas saham itu semakin panas hingga menjelang penutupan perdagangan, disusul pernyataan Menkeu AS Henry S Paulson yang mengatakan bahwa paket penyelamatan senilai US$ 700 miliar itu tidak akan digunakan untuk membeli seluruh aset mortgage milik perbankan yang bermasalah, karena dibutuhkan waktu panjang dalam skema pengembaliannya. Sebagai gantinya, Departemen Keuangan akan membeli saham-saham perbankan dan mendongkrak kinerja mereka dengan menyalurkan pinjaman secara normal.Setelah pernyataan itu, indeks langsung merosot deras, dan berdasarkan Reuters indeks Dow Jones ditutup di area merah, minus 411,30 poin menjadi 8.282.66.Sementara indeks Standard & Poor's 500 rontok 46,65 poin menjadi 852,30, dan indeks Nasdaq melorot 81,69 poin menjadi 1.499,21.Dan “petaka” di Wall Street sepertinya akan meruntuhkan bursa di regional Asia hari ini, termasuk Indonesia.
posted by astraka at 06.10
<< Home